Sabtu, 08 Maret 2014

"Out of Box Thinking"



Menjadi guru sebenarnya bukanlah cita-cita masa kecilku. Namun ternyata, menjadi guru adalah hal yang menyenangkan dan menjadi hal yang paling ku syukuri dalam hidupku.
Selama 3 tahun menjadi seorang guru di sebuah Sekolah Dasar Islam, ada banyak pengalaman yang aku dapatkan. Bertemu dengan banyak orang, berkomunikasi dengan banyak orang -dalam hal ini wali murid- adalah suatu hal yang menyenangkan. Karena profesiku adalah guru SD IT, maka pastinya setiap hari aku bertemu dengan anak-anak dan setiap tahunnya akan ada anak-anak yang datang serta pergi. Dan masing-masing anak punya ceritanya tersendiri.
Cerita ini tentang salah satu siswa, yang aku telah berinteraksi dengannya selama dua tahun. Seorang siswa putra yang tidak pernah marah. [Hingga aku sering berfikir, hatinya itu terbuat dari apa sih, kok bisa sabar gitu? Hatinya memang benar-benar seluas samudera! :D ]. Dia bukanlah siswa yang menonjol di bidang akademik. Namun, ada hal yang membuatku selalu teringat dengannya. Anak itu selalu melakukan, membicarakan, atau menanyakan hal-hal -yang menurutku- “out of box thinking” bila dibandingkan dengan anak2 seusianya.
Cerita pertama. Kelas 4.
Suatu ketika, diadakanlah silaturahim ke rumah salah seorang siswa. Saat itu ada acara perkenalan antara siswa dengan tuan rumah. Ketika tiba giliran anak ini, maka dia pun segera memperkenalkan diri. Begitu ditanya cita-citanya, ia mempunyai jawaban yang berbeda dengan teman-temannya. Kebanyakan anak-anak jika ditanya cita-cita, pasti akan menjawab : dokter, pilot, tentara, polisi, pemain sepak bola, guru, atau dosen. Tapi cita-citanya adalah : menjadi seorang PETERNAK. Bagiku, cita-citanya itu… wow..! “Out of box thinking”!
Cerita kedua. Masih di kelas 4.
Saat itu pelajaran IPS tentang perang kemerdekaan Indonesia. Sang guru menerangkan panjang dan lebar, kemudian menanyakan pada anak-anak, apakah ada hal yang ingin disampaikan? Serta merta dia mengangkat tangan dan bertanya, “Bu, kemerdekaan Indonesia itu kan terjadi pada bulan Ramadhan. Jadi, pahlawannya puasa gak, bu?” Tet-toot!! Kukerjap-kerjapkan mataku. Apa aku salah dengar, ya? Benar-benar pertanyaan yang “out of box thinking”.
Cerita ketiga. Lagi-lagi di kelas 4.
Pelajaran Bahasa Inggris. Anak-anak diminta mendeskripsikan seekor hewan. Tiba gilirannya untuk maju ke depan, memaparkan hasil deskripsinya. Ia maju ke depan dengan santai dan pede. Tak terlihat sedikit pun bahwa sebenarnya ada kosakata yang tidak ia mengerti.
“Hey, Guys…! I want to tell you about Panda. It is a big animal. It comes from China. It has a white and black colour. It has a small eyes”.
[diam sebentar, lalu melanjutkan]
“ It has a short….buntut” [WHATTT???!!!, buntut??!! “tail” kali!!]
“It likes to eat…tree pring” [yah…, ngaco lagi! “Bamboo tree” kali!!]
Dan akhirnya, hanya tawalah yang tersisa.
Cerita keempat. Sudah kelas 6.
Hari ini, selesai try out, aku iseng-iseng memeriksa tanda tangan anak-anak. Terlihatlah tanda tangan yang lain dari pada yang lain. Bukan unik atau aneh. Tapi lain. Ketika kulihat namanya, ternyata milik anak itu.
Kenapa tanda tangan itu lain? Karena tanda tangan itu hanya terdiri dari dua huruf arab. Ha dan lam. Padahal namanya tidak ada unsur huruf ha dan lam. Ketika kutanyakan padanya, apa maksud tanda tangannya, dengan santai, singkat, padat, dan jelas, disertai senyumnya yang khas, ia menjawab : “HALAL”.
Kembali aku mengerjap-ngerjapkan mata. “Out of box thinking”!
Cerita ini hanyalah sebagian dari tingkahnya. Pastinya guru-guru yang lain juga punya rekaman kisah tersendiri tentangnya.
Grafis Abdurrahman Auf. Masih tersisa 3 bulan lagi untuk menjadi saksi atas tingkah-tingkahnya. Setelah itu, ia harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Belakangan ini, cita-citanya berubah : ingin menjadi koki, di rumah makan sendiri. Tidak mengapa, Nak! Bagi Bu Guru itu adalah cita-cita besar. Karena tidak semua orang mempunyai mindset untuk menjadi wirausaha atau pengusaha. Menjadi apa pun itu, Bu Guru doakan, semoga kelak engkau menjadi orang besar di negeri ini, yang shalih tentunya.

melo, melo, melo.

Minggu ini lagi seneng-senengnya dengerin nasyid kayak gini nih...



Jodoh Dunia Akhirat by Kang Abay

Kumerayu pada Allah yang tahu isi hatiku
Dimalam hening aku selalu mengadu
Tunjukan padaku…

Kuaktifkan radarku mencari sosok yang dinanti
Kuikhlaskan pengharapanku dihati
Siapa dirimu…?
Dalam kesabaran kumelangkah menjemputmu
Cinta dalam hati akan aku jaga hingga
Allah persatukan kita….

Reff :
Jodoh Dunia Akhirat
Namamu Rahasia
Tapi kau ada dimasa depanku
Kusebut dalam doa
Kuikhlaskan rinduku
Kita bersama melangkah ke surga abadi…

“Bukan cinta yang memilihmu, tapi Allah yang memilihmu, untuk kucintai…”

dengarkan lagunya di sini –> https://soundcloud.com/motivasinger/jodoh-dunia-akhirat atau 



Nantikanku di Batas Waktu by Edcoustic

Di kedalaman hatiku
Tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
 

Lewat kesalihanmu
Yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata

Sungguh walau ku kelu

Tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku

Jangan salahkan
Reff :
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang

Nanti ku bawa kau pergi ke syurga abadi
Kini belumlah saatnya

Aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu





 
Mahligai Kasih by In Team
 
Duhai kasih coba kau dengarkan
Isi hati penuh kejujuran
Dengan sepenuh keikhlasan
Kudambakan pengertian
Jangan kau dengar fitnah dunia
Karena ianya dusta semata
Menghancurkan kesucian
Jalinan kebahagiaan
*
Sebenarnya aku merasa
Sinar cahaya yang gemilang
Ketika kau beriku harapan
Dan sering aku harapkan
Cinta berlandas keimanan
Dan kasih suci kita kan diberkati
#
Kucoba sedaya
Agar dirahmati perhubungan yang telah terbina
Kerna pasti aku
Yang akan merasa perihnya
Kehilangan insan sepertimu
Kasih kuharapkan cinta kita kan terus kekal
Hingga kesurga

Kasih dengarlah
*
Tuhan berikanlah ketabahan hatiku
Untuk membina impian kasihku
Bersama mengharapkan ketulusan cinta ini
Hingga terbina mahligai bahagia
#

denger lagunya di sini ya.. www.youtube.com/watch?v=KCeX4dfhEjs‎